REKOMENDASI MENINGKATKAN MUTU DAN DAYA SAING LULUSAN PENDIDIKAN DI ACEH
Banda Aceh: Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh (TKPPA) dan Majelis Pendidikan Aceh (MPA) menggelar rapat pleno pertama tahun 2021 dengan pokok bahasan Strategi Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Lulusan Pendidikan Menengah di Aceh Menghadapi UTBK-SNMPTN 2021. Pertemuan yang menghadirkan para pemangku sektor pendidikan, Seperti kepala Dinas Pendididikan Aceh, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Kepala Bappeda Aceh dan stakeholder lainnya. Dibuka oleh ketua TKKPA, yang juga Asisten I Pemerintah Aceh bidang pemerintahan dan keistimewaan Aceh, Dr M Jafar. Ditutup oleh Ketua Majelis Pendidikan Aceh (MPA), Profesor Abdi A Wahab, Rabu 17 Maret 2020 di Banda Aceh.
M Jafar dalam sambutannya mengatakan bahwa pleno pertama TKPPA digelar bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor penyebab lemahnya daya saing lulusan Pendidikan Menengah di Aceh; memperoleh informasi tentang strategi yang ditempuh Disdik Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh dalam meningkatkan daya saing lulusan Pendidikan Menengah menghadapi UTBK-SBMPTN 2021; memperoleh informasi tentang dukungan APBA 2021 untuk peningkatan mutu dan daya saing lulusan Pendidikan Menengah di Aceh; menghimpun masukan dari peserta rapat terkait dengan strategi peningkatan mutu dan daya saing lulusan Pendidikan Menengah di Aceh memasuki pendidikan tinggi ternama di tanah air.
Menurut M Jafar, di depan kita terbentang juga sebuah tantangan yang lebih besar. Lulusan pendidikan menengah di Aceh akan kembali ke arena kompetisi yang sangat bergengsi dan mempertaruhkan nama Aceh di tingkat nasional, yaitu persaingan memasuki pendidikan tinggi negeri di Indonesia. Momen penting dan bergengsi ini dikenal akrab oleh anak didik dan para guru kita dengan UTBK-SBMPTN 2021.
“Saya berharap peserta rapat pleno yang terdiri dari sejumlah pejabat, pakar, praktisi dan tokoh masyarakat yang terlibat dalam menangani pendidikan tidak merasa bosan untuk terus memikirkan jalan keluar dari permasalahan seputar mutu pendidikan kita” Ujar Dr M Jafar.
Dari hasil presentasi para narasumber dan informasi yang disampaikan peserta rapat dapat disimpulkan bahwa: (1) Dinas Pendidikan Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh telah melakukan peningkatan mutu pendidik/tenaga kependidikan (khususnya dalam pengembangan pembelajaran dan tes berbasis HOTS) lewat penguatan KKG/MGMP/KKM/KKS, dan penguatan peran komite sekolah/orangtua dalam rangka peningkatan mutu dan daya saing lulusan. Khusus di lingkup madrasah juga dilakukan pendampingan oleh Tim Manajemen Mutu dan kerjasama dengan perguruan tinggi. (2) Dinas Pendidikan Aceh dan Kanwil Kemenag Aceh telah melakukan kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar dalam melakukan try-out UTBK (khusus lingkup Disdik diikuti 36.808 siswa SMA) dan meningkatkan kerjasama dengan para alumni. (3) Untuk memicu semangat kompetisi/lomba dalam peningkatan mutu hasil belajar, pihak sekolah telah didorong untuk ikut serta dalam berbagai lomba kompetensi siswa di tingkat nasional dan internasional. (4) Secara individual beberapa siswa dari sekolah tertentu mampu lulus ke perguruan tinggi ternama di dalam dan luar negeri, namun hal ini tidak menggambarkan mutu dan daya saing lulusan pendidikan menengah di Aceh. Secara keseluruhan mutu dan daya saing lulusan pendidikan menengah di Aceh belum menggembirakan, hal ini tercermin dari indikator rendahnya lulusan pendidikan menengah yang mampu lulus dalam UTBK-SBMPTN dan rendahnya nilai rata-rata UTBK yang mampu mereka capai. (5) Sejumlah Kepala Sekolah yang berpikiran maju dan inovatif dengan dukungan para guru dan Komite Sekolahnya telah menempuh langkah terobosan menjalin kerjasama dengan para alumni dan lembaga bimbingan belajar untuk membimbing siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ternama di tanah air. (6) Secara keseluruhan kualitas dan daya saing lulusan pendidikan menengah di Aceh belum menggembirakan, hal ini terlihat dari indikator rendahnya lulusan pendidikan menengah yang mampu lulus dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di perguruan tinggi negeri dan rendahnya nilai rata-rata yang mampu dicapai lulusan pendidikan meningkat. (7) Pemerintah Aceh telah mengalokasikan dana Otonomi Khusus untuk mendukung perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu serta daya saing pendidikan Aceh melalui APBA setiap tahun. (8) Pemerintah melalui Kemdikbud telah mengalokasikan APBN, khususnya dana BOS (BOS Reguler, BOS Afirmatif, dan BOS Kinerja) untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah.
Pada sesi akhir, Irhamuddin selaku moderator selama rapat pleno pertama berlangsung, membacakan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan mutu dan daya saing lulusan pendidikan di Aceh, merekomendasikan sejumlah strategi, diantarany adalah (1) Diperlukan peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan dalam pembelajaran digital (berbasis IT), baik melalui penguatan MGMP maupun penguatan supervisi kepala sekolah. (2) Memastikan dukungan dana untuk peningkatan mutu pendidikan, baik yang bersumber dari APBN, APBA, dan sumbangan/bantuan orangtua, benar-benar diarahkan untuk membiayai kegiatan pembelajaran yang bermutu, seperti pembelajaran berbasis HOTS, mengembangkan alat evaluasi belajar yang mengarah ke bentuk tes yang diujikan dalam UTBK-SBMPTN, serta mendukung kemampuan sekolah mengakses situs pembelajaran digital. (3) Memaksimalkan peran orang tua siswa, Komite Sekolah, jaringan alumni, perguruan tinggi dan kerjasama dengan lembaga lain untuk pengembangan program kegiatan sekolah yang mengarah kepada pembelajaran bermutu. (4) Memastikan program beasiswa Pemerintah Aceh yang ditempatkan pada BPSDM Aceh dapat diakses oleh lulusan SNMPTN/SBMPTN dari kalangan masyarakat kurang mampu secara merata dan berkeadilan. (5) Menyelenggarakan forum pertemuan yang lebih teknis untuk merumuskan langkah-langkah sistematis dan terukur dalam mencari upaya untuk meningkatkan mutu dan daya saing lulusan pendidikan menengah di Aceh, khususnya dalam menghadapi persaingan memasuki perguruan tinggi ternama di tanah air.
#rilis #majelispendidikanaceh